Rabu, 11 Oktober 2017

Wisata Travelling Sendang Tirta Kamandanu

Assalammualaikum wr.wb
Hai guys 😁. Selamat datang di blog saya yang ke-9 ^_^.. Terima Kasih sudah mengikuti saya sampai sejauh ini. Oke guys, kali ini saya akan memperkenalkan ke kalian tempat wisata yang penuh akan sejarah yang berada di Kabupaten Kediri. Tempat itu adalah SENDANG TIRTA KAMANDANU. Kedengarannya sudah tidak asing lagi ya tempat ini karena selain sebagai tempat bersejarah, tempat ini juga cukup terkenal di Kabupaten Kediri. Sendang Tirta Kamandanu ini adalah kompleks sumur kuno yang berada di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Sendang kuno ini dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai tempat dimana Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo melakukan pensucian diri sebelum beliau mukso ke alam kelanggengan (meninggal dunia).
Lokasi Sendang Tirta Kamandanu ini hanya berjarak 1 km dari Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dan merupakan kompleks lebih luas. Di lain kesempatan, saya ingin mengeksplor tempat wisata Pamuksan Sri Aji Jayabaya. Karena saya ingin mengetahui sejarah yang berada di Kabupaten Kediri.
Saya berangkat dan berwisata ke Sendang Tirta Kamandanu bersama dengan ayah saya. Kapan lagi guys saya bisa berwisata dengan ayah saya. Jarang-jarang bisa keluar bareng karena kesibukan masing-masing. Hehe 😂😂. Disana dari tepian parkir kendaraan menuju ke bagian utama sendang terdapat sebuah lapangan lumayan luas yang rindang pohonnya dan mampu melindungi pengunjung dari sengatan sinar matahari. Ada 2 jalur untuk bisa masuk ke tempat wisata ini. Pengunjung dapat memilih masuk ke area sendang melalui gapura paduraksa yang tinggi atau pun melalui sisi di sebelah kanan yang teduh.
Di salah satu sudut tembok luar kompleks Sendang Tirta Kamandanu terdapat Arca Brahma bertangan empat. Masing-masing tangan memegang teratai, kitab weda, gada dan genitri. Genitri (Elaeocarpus Ganitrus) adalah sejenis buah yang lazim di pakai dalam upacara ritual agama Hindu, perlambang bahwa ilmu pengetahuan tidak akan habis dipelajari.
Pada masing-masing sudut lainnya terdapat Arca Dewa Wisnu, Bayu, dan Indra. Gapura utama Kori Agung terlihat setengah jadi. Entah berapa lama lagi gapura yang seharusnya sangat anggun ini harus menunggu perhatian pemerintah daerah dan DPRD setempat untuk menyelesaikan pemugaranya. Semoga tidak dalam waktu yang terlalu lama ya.. ☺
Dan disamping kolam pemandian Sendang Tirta Kamandanu terdapat Arca Siwa berukuran sangat besar yang wajah halusnya tampak menyinggung senyum tipis. Arca ini berdiri berpunggungan dengan Arca Ganesha. Arca Siwa ini digambarkan berdiri di atas bunga teratai, sementara tangan kirinya memegang sebuah gada besar panjang hingga sampai kakinya. Arca Ganesha di hadapannya mencurat sebuah lingga yang merupakan representasi penis Dewa Siwa, sebuah lambang kesuburan. Struktur bak penampung dan kolam pemandian Sendang Tirta Kamandanu ini agak sedikit menyulitkan dalam mengambil posisi untuk pengambilan gambar.
Tidak jauh dari Arca Siwa dan Arca Ganesha terdapat sumur atau Sendang Tirta Kamandanu yang airnya dialirkan dengan sebuah pompa listrik ke tempat penampungan dan lalu ke kolam pemandian. Sayangnya kolam saat itu kering kerontang, menyisakan suasana dinding-dinding tembok bisu. Di musim kering, air sendang tidak cukup untuk mengisi kolam yang dibuat beberapa tahun lalu itu.
Dibeberapa tempat terdapat tulisan Jawa yang tak ada terjemahan Latin-nya, sehingga saya tidak tahu apa makna tersebut. Meskipun ketika di SMP pernah belajar huruf Jawa, namun kini tak lagi berbekas dala ingatan. Wkwk 😄
Selain arca yang besar dan sumur yang tua, kekhasan lain dari situs ini adalah pohon beringin tua yang sangat besar. Batangnya besar dan tinggi, daunnya sangat rimbun, dengan sulur-sulur akar yang tak terhitung jumlahnya, menjuntai dari dahanya, menaungi bagian utama situs. Di bawah pohon beringin besar dan tua ini terdapat bangunan pendek segi empat memanjang layaknya sebuah pusara dengan bagian tengah menyudut bawah yang bertabur bunga kanthil serta bunga mawar dan putih. Asap dupa yang terlihat selalu mengepul dari tempat pedupaan dengan tikar yang terhampar. Menciptakan suasana mistik di tempat ini.
Di bagian belakang kompleks sendang juga terdapat gapura paduraksa lagi yang pagar tembok berornamen bunga teratai. Suasana dan benda-benda yang menggambarkan kepercayaan budaya Hindu, dan kepercayaan tradisional Jawa terasa sangat kental aromanya pada tempat wisata ini. Budaya Indonesia memang tak lepas dari agama dan kepercayaan.
Setiap 1 tahun sekali pada tanggal 1 Suro oleh masyarakat setempat dan para kerabat keturunan Joyoboyo dilakukan upacara ritual di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dan dilanjutkan dengan kirab ke Sendang Tirta Kamandanu ini yang konon merupaka. Tempat pensucian diri Sri Aji Joyoboyo sebelum lenyap bersama jasadnya menuju ke swargaloka.
Jika kalian berada di Kabupaten Kediri tidak ada salahnya kalian mencoba tempat wisata ini. Selain sebagai tempat reflesing dan penenang, kalian juga dapat mengetahui tentang sejarah yang berada di Kabupaten Kediri. Wisata ini buka setiap hari sampai malam hari dan tiket masuknya gratis. Akan tetapi terdapat uang sumbangan sukarela untuk dana kebersihan.
Rutw menuju tempat wisata Sendang Tirta Kamandanu :
Dari arah Simpang Lima Gumul, kalian ambil arah menuju ke Utara. Selanjutnya kalian berjalan terus ke Utara notok sampai bertemu dengan pertigaan, kalian bisa belok ke kanan. Setelah itu sekitar kalian akan melewati 3 perempatan. Kalian ambil arah pertigaan yang menuju tempat wisata Sendang Tirta Kamandanu karena sudah ada papan tulisannya.. Selanjutnya kalian belok ke kiri dan ikuti arah panah yang telah disediakan.
Sekian dulu blog dari saya. Tunggu postingan selanjutnya ya guys ^_^. Sampai jumpa dan selamat mencoba 😉👍.
Wassalamualaikum wr.wb

Jumat, 06 Oktober 2017

Wisata Travelling Sumber Tretes

Assalamualaikum wr.wb
Hai guys, para pembaca setia blog saya^_^. Selamat datang di postingan saya yang ke-8. Sedikit basa basi, banyak cara untuk mengisi liburan akhir pekan. Bagi saya, hari libur adalah kesempatan untuk kembali berwisata. Mencoba rute-rute yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Dan minggu lalu saya beserta keluarga besar dari organisasi IPNU-IPPNU Kota Kediri, Berencana untuk menaklukkan salah satu tempat wisata yang cukup ekstrim rutenya dan jarang dikunjungi oleh pengunjung kecuali bagi mereka yang suka akan tantangan. Kami akan mencoba track di belakang Gunung Klotok yang biasa dicoba oleh penggila Offroad. Tepatnya berada di daerah Sumber Tretes, Lebak Tumpang, Kediri.
Rute menuju tempat wisata ini yaitu jika kalian dari arah Alun-Alun Kota Kediri kalian tinggal ke barat sampai bertemu dengan Terminal Kota Kediri, selanjutnya belok ke utara sampai Bangjo Sukorame. Setelah itu kalian belok kiri menuju ke arah tempat wisata Goa selomangkleng. Selanjutnya belok kiri melewati jalan yang menanjak tinggi atau disebut sebagai Lebak. Setelah sampai hampir Ciujung Lebak kalian akan bertemu dengan papan yang bertuliskan Wisata Sumber Tretes Kediri. Kalian bisa mengikuti arah panah yang telah disediakan.
Dan saya beserta teman-teman berencana untuk pergi ke sana. Kami berangkat bersama dengan mengendarai mobil menyusuri kawasan Lebak, lalu terus menyusuri jalan tersebut. Nama menjelang Jalan curam mendaki di dekat markas LTCC (Lebak Tumpang Cycling Club), mobil kami berhenti disebuah mushola yang berada di ujung jalan dan memarkirkannya di situ. Kemudian kami berjalan menuju tempat wisata Sumber Tretes dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak.
Beberapa teman saya sudah terlihat ragu melihat kondisi jalan yang cukup licin dan rusak. Berjalan pun kami harus satu persatu.  tapi melihat yang lain terus melaju, mereka yang semula ragu-ragu akhirnya jadi semangat lagi. Baru beberapa ratus meter meninggalkan jalan aspal, kondisi jalan sudah mendaki tajam. Jalan makadam, berbatu, dan licin di beberapa tempat membuatnya mustahil untuk dilalui oleh sepeda.
Semakin lama kondisi jalan semakin buruk. Di beberapa tempat malah jalan sudah tidak terlihat lagi, tertutup oleh ilalang dan rumput liar. Sudah tidak terlihat lagi beberapa kali kami dan tangan tergores perdu dan duri-duri tajam. Sudah tidak aneh lagi jika ada yang terpeleset dan jatuh karena jalannya yang licin dan curam. Namun kami bukannya mengeluh, kami malah tertawa senang dan saling menertawakan satu sama lain. Jalan semakin curam, rumput yang setinggi lebih dari 2 meter memaksa kami untuk lebih berhati-hati. Kondisi jalan yang becek akibat hujan kemarin membuat saya beberapa kali terpeleset. Belum Lagi jalan yang macet akibat teman di depan yang berhenti atau terpeleset.
Dan akhirnya kami sampai di ujung jalan. Tidak ada lagi jalan setapak. Kecuali di aliran sungai. Akhirnya kami pun turun tangan dan mengalah untuk menyeberangi sungai tersebut. Menjelang garis finish, kami berhenti sejenak di pinggiran kali yang penuh dengan bebatuan. Melepas lelah, mereguk air dari botol masing-masing dan tak lupa berfoto-foto.
Di akhir perjalanan, kondisi medan semakin tidak bersahabat. Satu persatu kami menyusuri jalan semak terbaru di pinggir jurang aliran sungai. Dan alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Sungguh indah pemandangan dari atas sana, kami beristirahat sejenak melepas penat sambil berfoto-foto. Kami juga bergeletakan di pinggir sungai, kecapekan karena menempuh perjalanan yang lumayan berat. Di sana juga ada air terjun yang bagus dan indah. Alirannya yang tidak begitu deras membuat kami bisa berfoto-foto di bawahnya. Sungguh perjuangan panjang yang melelahkan akan tetapi terbayarkan oleh pemandangan yang indah dan alamnya yang masih asli udaranya yang masih sejuk.
Sekitar satu jam kami berada di tempat itu, sebelum akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun. Kami berharap suatu saat bisa kembali lagi kesini. Dengan persiapan yang lebih matang, dengan kondisi fisik yang lebih mendukung tentunya.
Oke guys, gimana wisata saya kali ini. Pasti seru kan!*-*. Kalian bisa mencobanya dan rasakan sensasi ekstrim ketika melewati jalan yang licin, rusak, dan curam. So, saya akhiri dulu blog kali ini dan tunggu postingan selanjutnya ya. Pastinya dengan tempat wisata yang unik dan menyenangkan :))
Wassalammualaikum wr.wb