Assalammualaikum wr.wb
Hai guys 😁. Selamat datang di blog saya yang ke-9 ^_^.. Terima Kasih sudah mengikuti saya sampai sejauh ini. Oke guys, kali ini saya akan memperkenalkan ke kalian tempat wisata yang penuh akan sejarah yang berada di Kabupaten Kediri. Tempat itu adalah SENDANG TIRTA KAMANDANU. Kedengarannya sudah tidak asing lagi ya tempat ini karena selain sebagai tempat bersejarah, tempat ini juga cukup terkenal di Kabupaten Kediri. Sendang Tirta Kamandanu ini adalah kompleks sumur kuno yang berada di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Sendang kuno ini dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai tempat dimana Raja Kediri Sri Aji Joyoboyo melakukan pensucian diri sebelum beliau mukso ke alam kelanggengan (meninggal dunia).
Lokasi Sendang Tirta Kamandanu ini hanya berjarak 1 km dari Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dan merupakan kompleks lebih luas. Di lain kesempatan, saya ingin mengeksplor tempat wisata Pamuksan Sri Aji Jayabaya. Karena saya ingin mengetahui sejarah yang berada di Kabupaten Kediri.
Saya berangkat dan berwisata ke Sendang Tirta Kamandanu bersama dengan ayah saya. Kapan lagi guys saya bisa berwisata dengan ayah saya. Jarang-jarang bisa keluar bareng karena kesibukan masing-masing. Hehe 😂😂. Disana dari tepian parkir kendaraan menuju ke bagian utama sendang terdapat sebuah lapangan lumayan luas yang rindang pohonnya dan mampu melindungi pengunjung dari sengatan sinar matahari. Ada 2 jalur untuk bisa masuk ke tempat wisata ini. Pengunjung dapat memilih masuk ke area sendang melalui gapura paduraksa yang tinggi atau pun melalui sisi di sebelah kanan yang teduh.
Di salah satu sudut tembok luar kompleks Sendang Tirta Kamandanu terdapat Arca Brahma bertangan empat. Masing-masing tangan memegang teratai, kitab weda, gada dan genitri. Genitri (Elaeocarpus Ganitrus) adalah sejenis buah yang lazim di pakai dalam upacara ritual agama Hindu, perlambang bahwa ilmu pengetahuan tidak akan habis dipelajari.
Pada masing-masing sudut lainnya terdapat Arca Dewa Wisnu, Bayu, dan Indra. Gapura utama Kori Agung terlihat setengah jadi. Entah berapa lama lagi gapura yang seharusnya sangat anggun ini harus menunggu perhatian pemerintah daerah dan DPRD setempat untuk menyelesaikan pemugaranya. Semoga tidak dalam waktu yang terlalu lama ya.. ☺
Dan disamping kolam pemandian Sendang Tirta Kamandanu terdapat Arca Siwa berukuran sangat besar yang wajah halusnya tampak menyinggung senyum tipis. Arca ini berdiri berpunggungan dengan Arca Ganesha. Arca Siwa ini digambarkan berdiri di atas bunga teratai, sementara tangan kirinya memegang sebuah gada besar panjang hingga sampai kakinya. Arca Ganesha di hadapannya mencurat sebuah lingga yang merupakan representasi penis Dewa Siwa, sebuah lambang kesuburan. Struktur bak penampung dan kolam pemandian Sendang Tirta Kamandanu ini agak sedikit menyulitkan dalam mengambil posisi untuk pengambilan gambar.
Tidak jauh dari Arca Siwa dan Arca Ganesha terdapat sumur atau Sendang Tirta Kamandanu yang airnya dialirkan dengan sebuah pompa listrik ke tempat penampungan dan lalu ke kolam pemandian. Sayangnya kolam saat itu kering kerontang, menyisakan suasana dinding-dinding tembok bisu. Di musim kering, air sendang tidak cukup untuk mengisi kolam yang dibuat beberapa tahun lalu itu.
Dibeberapa tempat terdapat tulisan Jawa yang tak ada terjemahan Latin-nya, sehingga saya tidak tahu apa makna tersebut. Meskipun ketika di SMP pernah belajar huruf Jawa, namun kini tak lagi berbekas dala ingatan. Wkwk 😄
Selain arca yang besar dan sumur yang tua, kekhasan lain dari situs ini adalah pohon beringin tua yang sangat besar. Batangnya besar dan tinggi, daunnya sangat rimbun, dengan sulur-sulur akar yang tak terhitung jumlahnya, menjuntai dari dahanya, menaungi bagian utama situs. Di bawah pohon beringin besar dan tua ini terdapat bangunan pendek segi empat memanjang layaknya sebuah pusara dengan bagian tengah menyudut bawah yang bertabur bunga kanthil serta bunga mawar dan putih. Asap dupa yang terlihat selalu mengepul dari tempat pedupaan dengan tikar yang terhampar. Menciptakan suasana mistik di tempat ini.
Di bagian belakang kompleks sendang juga terdapat gapura paduraksa lagi yang pagar tembok berornamen bunga teratai. Suasana dan benda-benda yang menggambarkan kepercayaan budaya Hindu, dan kepercayaan tradisional Jawa terasa sangat kental aromanya pada tempat wisata ini. Budaya Indonesia memang tak lepas dari agama dan kepercayaan.
Setiap 1 tahun sekali pada tanggal 1 Suro oleh masyarakat setempat dan para kerabat keturunan Joyoboyo dilakukan upacara ritual di Pamuksan Sri Aji Joyoboyo dan dilanjutkan dengan kirab ke Sendang Tirta Kamandanu ini yang konon merupaka. Tempat pensucian diri Sri Aji Joyoboyo sebelum lenyap bersama jasadnya menuju ke swargaloka.
Jika kalian berada di Kabupaten Kediri tidak ada salahnya kalian mencoba tempat wisata ini. Selain sebagai tempat reflesing dan penenang, kalian juga dapat mengetahui tentang sejarah yang berada di Kabupaten Kediri. Wisata ini buka setiap hari sampai malam hari dan tiket masuknya gratis. Akan tetapi terdapat uang sumbangan sukarela untuk dana kebersihan.
Rutw menuju tempat wisata Sendang Tirta Kamandanu :
Dari arah Simpang Lima Gumul, kalian ambil arah menuju ke Utara. Selanjutnya kalian berjalan terus ke Utara notok sampai bertemu dengan pertigaan, kalian bisa belok ke kanan. Setelah itu sekitar kalian akan melewati 3 perempatan. Kalian ambil arah pertigaan yang menuju tempat wisata Sendang Tirta Kamandanu karena sudah ada papan tulisannya.. Selanjutnya kalian belok ke kiri dan ikuti arah panah yang telah disediakan.
Sekian dulu blog dari saya. Tunggu postingan selanjutnya ya guys ^_^. Sampai jumpa dan selamat mencoba 😉👍.
Wassalamualaikum wr.wb
Rabu, 11 Oktober 2017
Wisata Travelling Sendang Tirta Kamandanu
Jumat, 06 Oktober 2017
Wisata Travelling Sumber Tretes
Assalamualaikum wr.wb
Hai guys, para pembaca setia blog saya^_^. Selamat datang di postingan saya yang ke-8. Sedikit basa basi, banyak cara untuk mengisi liburan akhir pekan. Bagi saya, hari libur adalah kesempatan untuk kembali berwisata. Mencoba rute-rute yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Dan minggu lalu saya beserta keluarga besar dari organisasi IPNU-IPPNU Kota Kediri, Berencana untuk menaklukkan salah satu tempat wisata yang cukup ekstrim rutenya dan jarang dikunjungi oleh pengunjung kecuali bagi mereka yang suka akan tantangan. Kami akan mencoba track di belakang Gunung Klotok yang biasa dicoba oleh penggila Offroad. Tepatnya berada di daerah Sumber Tretes, Lebak Tumpang, Kediri.
Rute menuju tempat wisata ini yaitu jika kalian dari arah Alun-Alun Kota Kediri kalian tinggal ke barat sampai bertemu dengan Terminal Kota Kediri, selanjutnya belok ke utara sampai Bangjo Sukorame. Setelah itu kalian belok kiri menuju ke arah tempat wisata Goa selomangkleng. Selanjutnya belok kiri melewati jalan yang menanjak tinggi atau disebut sebagai Lebak. Setelah sampai hampir Ciujung Lebak kalian akan bertemu dengan papan yang bertuliskan Wisata Sumber Tretes Kediri. Kalian bisa mengikuti arah panah yang telah disediakan.
Dan saya beserta teman-teman berencana untuk pergi ke sana. Kami berangkat bersama dengan mengendarai mobil menyusuri kawasan Lebak, lalu terus menyusuri jalan tersebut. Nama menjelang Jalan curam mendaki di dekat markas LTCC (Lebak Tumpang Cycling Club), mobil kami berhenti disebuah mushola yang berada di ujung jalan dan memarkirkannya di situ. Kemudian kami berjalan menuju tempat wisata Sumber Tretes dengan berjalan kaki menyusuri jalan setapak.
Beberapa teman saya sudah terlihat ragu melihat kondisi jalan yang cukup licin dan rusak. Berjalan pun kami harus satu persatu. tapi melihat yang lain terus melaju, mereka yang semula ragu-ragu akhirnya jadi semangat lagi. Baru beberapa ratus meter meninggalkan jalan aspal, kondisi jalan sudah mendaki tajam. Jalan makadam, berbatu, dan licin di beberapa tempat membuatnya mustahil untuk dilalui oleh sepeda.
Semakin lama kondisi jalan semakin buruk. Di beberapa tempat malah jalan sudah tidak terlihat lagi, tertutup oleh ilalang dan rumput liar. Sudah tidak terlihat lagi beberapa kali kami dan tangan tergores perdu dan duri-duri tajam. Sudah tidak aneh lagi jika ada yang terpeleset dan jatuh karena jalannya yang licin dan curam. Namun kami bukannya mengeluh, kami malah tertawa senang dan saling menertawakan satu sama lain. Jalan semakin curam, rumput yang setinggi lebih dari 2 meter memaksa kami untuk lebih berhati-hati. Kondisi jalan yang becek akibat hujan kemarin membuat saya beberapa kali terpeleset. Belum Lagi jalan yang macet akibat teman di depan yang berhenti atau terpeleset.
Dan akhirnya kami sampai di ujung jalan. Tidak ada lagi jalan setapak. Kecuali di aliran sungai. Akhirnya kami pun turun tangan dan mengalah untuk menyeberangi sungai tersebut. Menjelang garis finish, kami berhenti sejenak di pinggiran kali yang penuh dengan bebatuan. Melepas lelah, mereguk air dari botol masing-masing dan tak lupa berfoto-foto.
Di akhir perjalanan, kondisi medan semakin tidak bersahabat. Satu persatu kami menyusuri jalan semak terbaru di pinggir jurang aliran sungai. Dan alhamdulillah, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Sungguh indah pemandangan dari atas sana, kami beristirahat sejenak melepas penat sambil berfoto-foto. Kami juga bergeletakan di pinggir sungai, kecapekan karena menempuh perjalanan yang lumayan berat. Di sana juga ada air terjun yang bagus dan indah. Alirannya yang tidak begitu deras membuat kami bisa berfoto-foto di bawahnya. Sungguh perjuangan panjang yang melelahkan akan tetapi terbayarkan oleh pemandangan yang indah dan alamnya yang masih asli udaranya yang masih sejuk.
Sekitar satu jam kami berada di tempat itu, sebelum akhirnya kami memutuskan untuk kembali turun. Kami berharap suatu saat bisa kembali lagi kesini. Dengan persiapan yang lebih matang, dengan kondisi fisik yang lebih mendukung tentunya.
Oke guys, gimana wisata saya kali ini. Pasti seru kan!*-*. Kalian bisa mencobanya dan rasakan sensasi ekstrim ketika melewati jalan yang licin, rusak, dan curam. So, saya akhiri dulu blog kali ini dan tunggu postingan selanjutnya ya. Pastinya dengan tempat wisata yang unik dan menyenangkan :))
Wassalammualaikum wr.wb
Selasa, 26 September 2017
Wisata Travelling Bukit Maskumambang
Assalammualaikum wr.wb
Hai guys. Apa kabar? Selamat datang di blog aku yang ke-7. Kalian jangan pernah bosan ya baca blog aku^_^. Kali ini aku mau mengekspor tempat wisata yang menjadi salah satu ikon dari Kota Kediri. Yups, tempat itu adalah Bukit Maskumambang. Atau yang oleh warga setempat disebut sebagai Boncolono. Bukit Maskumambang berdiri satu jalur dengan Gunung Klotok. Jila dicermati, kedua bukit ini merupakan terusan dari jajaran Perbukitan Gunung Wilis. Dan Bukit Maskumambang merupakan bukit terjauh dari Puncak Wilis, atau bisa dikatakan sebagai ujung kaki sebelah timur Gunung Wilis. Bukit Maskumambang memiliki ketinggian sekitar 300 mdpl dan letaknya berhadapan dengan Gunung Klotok. Bukit Maskumambang berada di ujung barat Kediri, tepatnya di Dsn.Waung, Desa Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Berdekatan dengan Museum Airlangga dan Goa Selomangleng. Makam Ki Boncolono yang ada di puncak Bukit Maskumambang menjadi salah satu tempat ziarah di Kediri yang mempunyai dongeng legenda yang unik.
Dulunya di kaki bukit ini sempat dijadikan pemakaman cina sebelum akhirnya dipindah ke Lebak. Masih tampak sisa-sisa gapura di sisi sebelah timur, selatan dan utara yang kondisinya sudah mulai terkikis dan terbengkalai. Arya yang dulunya makanpun dialihkan fungsinya menjadi kebun. Ada dua jalur untuk bisa menuju ke Bukit Maskumambang. Jika lewat barat dari area Goa Selomangleng dan yang melalui jalur timur yang disebut juga jalur PDAM. Kedua jalur di tempat wisata ziarah di Kediri ini sama-sama memiliki beberapa ratus anak tangga yang dilalui untuk hingga ke Puncak Bukit Maskumambang. Dan kali ini saya berteman saya (Adelia), mendaki Bukit Maskumambang melewati jalur barat. Lewat jalur barat kalian akan melewati gapura pertama dari Bukit Maskumambang.
Siapkan tenaga dan kesabaran alasannya ialah ratusan anak tangga harus dilalui selama kurang lebih 30 menit, setelah berjalan sekitar 100 meter dari tempat wisata Goa Selomangleng. Jalur anak tangga yang semakin tinggi, semakin jarang di tumbuhi pohon rimbun yang akan membuat perjalanan semakin berat. Ada sebuah warung kecil-kecilan yang mampu digunakan untuk beristirahat, tapi warung ini buka saat hari libur saja.
Semakin mendekati lokasi makam, lokasi mulai panas dan pemandangan sekitat tampak sangat rupawan dengan background pemandangan Kota Kediri serta Gunung Klotok di belakang, cukup mampu mengobati lelah yang lama terasa. Ada sebuah daratan di sahabat puncak sebelum jalur anak tangga mulai datar, sedikit menurun, kemudian kembali mengajak hingga di gerbang makam.
Dan setelah perjalanan yang melelahkan, akhirnya kami sampai juga di Puncak Bukit Maskumambang. Dipuncak kami beristirahat sambil menikmati pemandangan yang indah karya Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyempatkan diri untuk mengembalikan momen-momen seperti ini dengan berfoto. Sumbu perjalanan yang tidak akan sia-sia guys ;), karena semua kelelahan ini akan terbayarkan dengan pemandangn yang indah. Area makam Mbah Boncolono ini dibuka dengan gapura. Area makam dibatasi oleh dinding pagar batu melingkar untuk melindungi pagar lama yang mulai rapuh. Ada 3 makam di dalam lokasi yang nisannya tertutup oleh kain putih. Ketiga makam itu ialah Makam Mbah Boncolono, Temenggung Mojoroto, dan Tumenggung Poncolono yang lumayan panjang dan lebar. Lokasi makam berada di bawah pepohonan rindang yang menambah sejuk suasana. Suasana yang sepi, damai dan sejuk sangat cocok untuk menyepi maupun berziarah. Pemkot Kediri juga telah melakukan perbaikan disana sini. Selain membangun anak tangga, mereka juga membangun pagar baru untuk melindungi pagar lama yang sangat eksotis dan indh yang mulai mengalami kerontokan bahan. Area makam ini menjadi tesuh karena dipenuhi oleh pohon-pohon yang lumayan tinggi, baik beringin maupun juwet.
Sejarah Bukit Maskumambang/Mbah Boncolono:
Konon, saat Belanda menjajah Indonesia. Masyarakat hidup dalam kesengsaraan, begitu juga masyarakat Kediri. Belanda bertindak semena-mena terhadap rakyat dengan memberi pajak yang tidak masuk logika sehingga rakyat Kediri ini membuat Mbah Boncolono ingin membela rakyat Kediri. Dibantu oleh Tumenggung Mojoroto, Tumenggung Poncolono, dan para murid-muridnya yang sakti. Mereka merampok meneer Belanda yang kaya raya, kemudian membagikan hasil rampokan pada rakyat Kediri. Hal yang berulang terus menerus ini membuat Mbah Boncolono dikagumi rakyat Kediri dan semakin dibenci oleh pihak Belanda. Belanda semakin geram alasannya ialah Kesaktian Mbah Boncolono yang menyulitkan mereka untuk menghentikan kelakuan Robin Hood Nusantara ini. Dengan kesaktiannya, Mbah Boncolono selali lolos saat terkepung, bahkan mampu hidup kembali meski terbunuh berulang kali. Kesaktian hidup kembali setelah menyentuh tanah dikenal dengan ilmu Ajian Pancasona yang juga dimiliki Eyang Djojodigdan di Blitar dimana makamnya dikenal dengan Makam Gantung Pasanggrahan Djojodigdan.
Siasat politik uang yang digunakan Belanda untuk membayar bagi siapapun yang menemukan cara untuk membunuh Mbah Boncolono. Kelemahan Mbah Boncolono tersebut akhirnya diketahui juga oleh pihak Belanda dimana setelah dibunuh, jasadnya harus dipenggal dan dikubur terpisah oleh sungai. Setelah membunuh Mbah Boncolono, Belanda mengubur bagian badan di Bukit Maskumambang, sedangkan bagian kepala dikuburkan di Ringinsirah, Desa Banjaran. Kedua lokasi tersebut dipisahkan oleh Sungai Brantas. Dan berakhirlah dongeng Maling Gentiri/pencuri sakti di tanah Kediri.
Selain menjadi tujuan wisatawan yang sedang berkunjung ke tempat wisata Goa Selomangleng dan Museum Airlangga, daerah Bukit Maskumambang juha menjadi tujuan para peziarah. Tidak heran masih ditemukan beberapa bunga dan dupa di sekitar makam. Pemerintah Kediri sudah melaksanakan pembangunan jalur anak tangga dan melaksanakan renovasi pada area makam untuk mempermudah masyarakat berziarah ke makam Maling Gentiri yang pernah membela rakyat Kediri.
Rute menuju Bukit Maskumambang:
Untum mencapai tempat ini pengunjung tidak perlu susah payah. Dari Surabaya pengunjung bisa naik bus jurusan Trenggalek via Kertosono kemudian turun di perempatan Sukorame. Perjalanan kemudian dapat dilanjutkan dengan menyewa ojek di sekitar perempatan Sukorame. Sedangkan pengunjung dari Malang, baik naik bus Malang-Kediri dan turun di Terminal Kediri. Kemudian dilanjutkan naik ojek. Sebenarnya ada angkutan umum yang lewat di dekat bukit ini hanya saja dari pantauan saya angkutan ini jarang terlihat melintas.
Sudah capek guys?? Jangan dulu masih ada lagi, lain kali kita akan mencoba untuk mendaki yang sedikit lebih ekstrim dan besar daripada Bukit Maskumambang;). Gunung Klotok, Ok?. Oke, next time saya akan memposting dan mencoba mendaki Gunung Klotok. Sekian dulu, postingan kali ini. Tunggu postingan berikutnya ^_^. Jangan bosan untuk mencoba berwisata alam karena alam itu indah dan perlu dijaga. Selamat mencoba mendaki Bukit Maskumambang. 😁😉
Wassalammualaikum wr.wb
Jumat, 22 September 2017
Wisata Travelling Bangunan Tua Kandat Kediri
Assalammualaikum wr.wb
Hai guys^_^. Selamat datang di blog aku yang ke-6.. Kali ini saya akan mengeksplor tempat wisata yang unik dan menarik.
Mungkin sudah terlalu banyak Bangunan Tua yang berada di Kediri, salah satu bangunan yang belum familiar dan bahkan belum banyak orang mengetahuinya yaitu Bangunan Tua yang berada di daerah Kandat Kediri. Untuk menikmati kawasan ini tidak membutuhkan biaya yang cukup mahal karena belum terbentuknya petugas yang secara khusus untuk menjaga kawasan ini dan belum adanya pengelolaan dari daerah setempat. Tempat ini merupakan bangunan peninggalan Belanda. Apabila ingin kesini, kalian bisa mengambil rutenya dari Kediri ambil arah Blitar sampai polsek Kandat. Ada masjid masuk ke timur. Untuk masuk kesini ijin satpam dulu, tempatnya satu kompleks sama polsek dan masjid, jadi bukan jalan umum.
Selamat mencoba guys 😀
Wassalamualaikum wr.wb
Jumat, 15 September 2017
Wisata Travelling Museum Airlangga
Assalamualaikum wr.wb
Hai guys. Apa kabar? Kembali lagi dengan saya Siti Susrotul Hanib di blog yang ke-5. Di kesempatan kali ini saya akan memperkenalkan kepada kalian salah satu tempat wisata Museum yang teramai kedua pengunjungnya se-Jawa Timur. Pasti kalian pada penasaran kan dengan museum tersebut. Yup, museum tersebut adalah Museum Airlangga. Museum yang sangat terkenal di Kota Kediri. Museum ini berada di Jl.Lkr.Maskumambang , Pojok, Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur 64115. Jika kalian berada di Kediri kalian wajib mendatangi tempat ini guys! Karena kita sebagai generasi muda penerus bangsa harus bisa melestarikan budaya kita. Sedikit basa-basi saya akan mengelupas tentang sejarah keberadaan Museum Airlangga.
Pada awalnya, Museum Airlangga berada di area Pemandian Tirtoyoso (Kuwak) Kota Kediri yang berada di Jl.Ahmad Yani dan bersebelahan dengan Stadion Brawijaya. Bangunan awal musim pada zaman Belanda sangat unik dengan kekurangannya yang berhias kalamakara. Namun, seiring berjalannya tahun, kondisi museum benar-benar menyedihkan dan sangat rawan pencurian. Hingga pada akhirnya ada tukar guling lahan antara Gudang Garam dengan Pemkot Kota Kediri di areal Gunung Maskumambang, letak Museum yang sekarang ini berdiri. Bangunan museum yang lama pun berubah menjadi kafe dan sekarang dihancurka untuk perluasan dan perbaikan Pemandian Tirtoyoso.
Pada tahun 1992, pembangunan Museum Airlangga pun telah selesai. Museum Airlangga mengambil nama dari Raja Airlangga. Pendiri Kerajaan Kahuripan dan ayah dari Dewi Kilisuci yang erat hubungannya dengan legenda maupun sejarah Gua Selomangleng. Untuk mengukuhkan kesan Airlangga ini di depan museum dipajang Arca Garuda menunggangi Wisnu yang tentu saja merupakan replika dan arca yang asli sekarang berada di PIM (Pusat Informasi Majapahit) serta aslinya berasal dari Candi Belahan.
Jika kebanyakan museum libur pada hari Senin, hal itu tidak berlaku pada Museum Airlangga. Pada awalnya, memang hari Senin museum libur, tapi mengingat ramainya kunjungan ke Selomangkleng pada hari Minggunya dan banyaknya sampah pengunjung yang bertumpuk pada hari Senin. Maka diputuskanlah untuk tetap membuka museum pada hari Senin serta untuk bersih-bersih area sekitar museum. Sebagai gantinya museum tutup pada hari Jumat, Museum Airlangga sendiri buka pada pukul 08.00-14.00 WIB. Tiket masuk ke Museum Airlangga cukup dengan membayar Rp4.000 pengunjung bisa menikmati tempat wisata ini.
Museum Airlangga sendiri hanya terdiri dari satu ruangan besar. Koleksi Museum Airlangga sendiri lumayan banyak ada Arca, Jaladwara, Fragmen Relief, Kalamakara, Prasasti, Bata Kuno, Guci Kuno, Tembikar, Yoni, Jambang Batu, Makara, Batu Berangka Tahun. Sayangnya, walaupun memiliki banyak benda koleksi cagar budaya, kebanyakan Dan Hampir semua koleksinya minim informasi serta sangat kurang dalam penjelasan tempat ditemukannya benda-benda cagar budaya tersebut dan hanya sebatas keterangan definisi benda koleksi tersebut. Yang ada tulisan asal muasal hanyalah fragmen batu Candi berupa hiasan suluran tanaman yang berasal dari Dusun Kedaton, Desa Lirboyo dan bata kuno yang ditemukan di Dusun Botolengket, Desa Bujel. Juga banyak prasasti dan batu berangkat tahun yang tidak ada penjelasannya tentang isi prasasti maupun tahun yang terukir pada batu angka tahun tersebut. Diantara koleksi Museum Airlangga, ada beberapa koleksi yang menurutku unik. Diantaranya jaladwara dengan hiasan seorang wanita pada sisi depannya, jambangan batu super besar dengan ragam hiasan suluran tanaman ditambah huruf Pallawa pada salah satu sisinya, serta hiasan Candi dari Desa Kedaton yang Walau sedikit memiliki guratan yang menawan, terutama terbuat dari batu kapur padat. Padahal daerah penemuannya jauh di tempat penghasil batu kapur dan Candi dari batu kapur sangat langka sekali.
Masih belum cukup, ada juga Arca Siwa dengan ukuran besar yang langsung menjadi pusat perhatian saat berada pada museum. Sayangnya, Arca ini rusak pada beberapa tempat hingga harus di semen. Hal menarik lainnya adalah kalamakara yang biasa menghiasi ambang pintu candi. Museum Airlangga memiliki beberapa koleksi kalamakara dan beberapa diantaranya tidak memiliki rahang bawah. Kalamakara tanpa rahang bawah ini merupakan ciri khas kalamakara yang ada di Jawa Tengah. Prof.Soekmono menjelaskan bahwa candi-candi peninggalan Kerajaan Kediri memiliki ciri unik yang merupakan perpaduan antara candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Candi-candi atau pertitaan kepung dan yang terbaru situs sumber cangkring.
Selain itu, masih ada dwarapala dalam ukuran besar yang berada di luar bangunan museum. Berbeda dengan dwarapala lainnya yang selalu dipakai dalam posisi salah satu kaki bersimpuh dan memanggul gada pada salahsatu bahunya, dwarapala ini diperhatikan dalam posisi berdiri dan gadanya diletakkan di bawah ( posisi gada berada di bawah juga bisa dilihat pada dwarapala Singosari). Selain di dalam gedung, beberapa Arca, Yoni dan Jambangan batu diletakkan di taman luar gedung. Perletakan di sini kurang tepat karena membuat benda benda tersebut rawan dicuri serta berlumut di sana sini saat musim hujan tiba.
Walaupun memiliki banyak benda cagar budaya yang penting, namun hal itu berbanding terbalik dengan kondisi museum. Museum Airlangga kondisinya sangat menyedihkan. Bagian langit-langit museum rusak dan sebagai di sana sini bocor pada musim penghujan. Meskipun menyandang gelar sebagai museum teramai di Jawa Timur, kenyataannya Museum Airlangga benar-benar sepi dan hanya ramai pada hari-hari libur saja, terutama hari Minggu. Saking sepinya, banyak orang yang ingin masuk jadi ragu untuk masuk. Selain sepi, Museum Airlangga juga kurang promosi bahkan pamflet atau selebaran nya pun tidak ada.
Menurut berita dari internet, katanya beberapa koleksi Museum Airlangga telah dipalsu. Sedangkan benda yang asli telah dijual kepada kolektor. Hal ini baru cermin pada kasus yang menimpa Museum Radya Pustaka Solo yang banyak benda koleksinya di palsu dan yang asli dijual, serta melihat betapa minimnya penjagaan di Museum tersebut pada malam hari. Pihak Disbudparpora Pemkot Kota Kediri pun menepis anggapan tersebut karena berdasarkan inventarisasi terbaru mereka. Semua benda koleksi museum masih utuh dan tak hilang satu pun karena belum adanya penelitian lanjutan. Sepertinya banyak masyarakat yang tak akan tahu mana yang benar di antara dua pernyataan ini. Saya sendiri Lebih berharap bahwa berita ini tidak benar karena sangat sayang sekali jika benda museum kepada para kolektor. Juga adanya berita bahwa Pemerintah Pusat berniat mengucurkan anggaran sebesar Rp1,8 Miliar untuk memugau Museum Airlangga mengingat keadaan museum yang menyedihkan dan museum tak pernah dipugar sejak dibangun.
Karena letaknya berada di areal wisata andalan Kota Kediri, untuk menuju ke Museum Airlangga cukuplah mudah. Bila kalian datang dari Kota Kediri menuju ke arah terminal menuju arah Utara hingga perempatan Sukorame belok kiri langsung menuju Lokasi Museum Airlangga. Bagu yang naik bus dari arah Surabaya bisa naik becak maupun ojek atau berjalan kaki sejauh satu setengah kilo meter. Itung-itung sambil olahraga ya guys ^_^ .. Hehehe
Nah, pasti kalian sangat tertarik kan dengan tempat wisata kali ini. Selain untuk reflesing, tempat ini juga bisa untuk pembelajaran tentang sejarah yang berada di Kota Kediri. Karena sudah kewajiban kita sebagai generasi muda untuk melestarikan budaya alam Indonesia 😀. Selamat mencoba guys! 😉
Wassalamu'alaikum wr.wb
Kamis, 07 September 2017
Wisata Travelling Gua Maria Lourdes Puhsarang
Assalammualaikum wr.wb
Hai teman-teman 😊. Selamat datang di blog saya yang ke-4. Kali ini saya akan mengenalkan kepada kalian tempat wisata yang masih berbau rohani di Jawa Timur. Di daerah Kediri ada sebuah Gua Maria Lourdes yang katanya merupakan sebuah replika dari Gua Maria di Lourdes, Prancis sana. Lourdes yang terkenal dengan gua tempat Bunda Maria menampakan diri kepada St Bernadette pada tahun 1858 ini, menjadi destinasi para pelancong dan juga terkenal dengan mukjizat-mukjizat yang terjadi kepada peziarah yang berdoa ke sana, sedangkan Gua Maria Lourdes Puhsarang juga merupakan salah satu wisata unggulan Jawa Timur lo guys ^_^. Dan juga mukjizat sering terjadi kepada para peziarah yang hendak berdoa dan memohon berkat dan perantara Bunda Maria. Akan tetapi Gua Maria Lourdes ini hanya untuk bersembahyang bagi mereka yang beragama Katolik ya guys. Eits.. Kalian gak usah khawatir meskipun kalian beragama Islam atau selain Katolik kalian masih tetap boleh kok berkunjung ke tempat wisata ini karena tempat ini dibuka untuk semua kalangan ☺..
Sejarah Objek Wisata Gua Maria Lourdes Puhsarang:
Menurut sejarah, ajaran Katolik sudah masuk kota Kediri pada tahun 1925 di bawah pelayanan Prefektur Apostolik Surabaya dan diterima pola oleh sebagian penduduk lereng Gunung Wilis. Melihat perlunya tempat ibadah bagi umat di pedesaan tersebut maka atas inisiatif Pastor Jan Wolters CM, dibangun sebuah gereja hasil karya arsitek Heriars Maclaine Pont yang selesai pada tahun 1934 dan awal mulanya di dekat makam untuk umat Pohsarang dan dekat gedung serba guna terdapat sebuah Gua Maria yang dibuat oleh Romo Emilio Rossi CM pada tahun 1986 di mana kelihatan Bernadet sedang berlutut di hadapan Bunda Maria. Di seputar patung yang terbaik dalam gua pertama tertulis tulisan diatas Kuningan dengan menggunakan bahasa Jawa ejaan Belanda:
"Iboe Maria ingkang pinoerba tanpa dosa asal, moegi mangestonana kawuela ingkang ngoengsi ing Panjenengan Dalem." (Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa, asal doakanlah aku yang datang berlindung kepadaMu).
Lokasi Gua Maria Lourdes ini terletak di Desa Puhsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Jika menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Kediri, membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1 jam 30 menit. Kalau dari arah alun-alun Kota Kediri kita tinggal belok ke barat dan melewati 3 bangjo sampai melewati terminal baru Kota Kediri. Setelah itu kalian masih berjalan ke barat sekitar 200 meter selanjutnya ada tanda panah gua puhsarang kalian belok ke selatan. Setelah itu kalian bisa mengikuti arah panah yang telah disediakan atau dengan aplikasi GPS yang bisa membantu kalian ketika tersesat.
Bagi wisatawan yang mau berkunjung ke Gua Maria Puhsarang Kediri, sebelum memasuki area atau taman wisata Gua Maria. Parkirlah kendaraan di tempat yang sudah disediakan, biaya parkir roda dua Rp3.000 sedangkan pakai roda empat saya sendiri kurang tahu tapi kemungkinan Rp5.000. Mumer banget kan guys hehehe. .😁😂 Setelah memarkirkan kendaraan, kalian bisa memasuki taman di sekitar gereja Santa Maria. Kalian bisa berfoto-foto di sana bahkan bukan hanya orang Katolik saja yang berkunjung ke lokasi ini, banyak saudara kita muslim juga terlihat berfoto di tempat ini. Setelah selesai berfoto ria di taman kalian bisa melanjutkan perjalanan menuju tempat penjualan oleh-oleh khas Gua Maria Puhsarang. Di area gua juga tidak diperkenankan untuk makan makanan karena tempat ini meski sangat cocok untuk beristirahat. Namun tempat ini dikhususkan untuk peziarah yang berdoa. Di lokasi bagian belakang juga terdapat patung salib yang menceritakan tentang kisah Yesus.
Ditempat ini juga, udaranya masih sejuk belum tercemari oleh polusi udara karena yang memang lokasi wisata ini berada pada lereng Gunung Wilis. Saya yakin anda akan mengunjungi gua ini kembali setelah mengunjunginya pertama kali:). Semoga info Objek Wisata Gua Maria Lourdes Puhsarang Kediri ini dapat berguna bagi siapapun yang mencari objek wisata rohani di Indonesia, khususnya objek wisata rohani 😊.
Wassalamualaikum wr.wb
Senin, 28 Agustus 2017
Wisata Travelling Bukit Dhoho Indah
Assalammualaikum wr.wb
Hai guys, apa kabar? ^_^ .. Selamat datang di blog aku yang ke-3. Kali ini saya akan memperkenalkan salah satu wisata yang terkenal di Kota Kediri yaitu Wisata Bukit Dhoho Indah. Bukit Dhoho Indah atau yang lebih akrab dipanggil dengan nama BDI adalah salah satu wisata alam dengan konsep techno edu park yang kali ini namanya sedang ramai diperbincangkan di sosial media. Wisata Bukit Dhoho Indah ini sekarang menjadi salah satu spot foto bagi para anak muda untuk diposting di media sosial mereka masing-masing.
Saya pun tertarik untuk pergi ke tempat wisata tersebut. Karena lokasi wisata yang tidak begitu jauh dari rumah saya sekitar setengah jam untuk bisa sampai di Bukit Dhoho Indah. Lokasi Bukit Dhoho Indah sendiri tepatnya berada di Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kab.Kediri. Kalau dari pusat Kota Kediri kalian ambil arah menuju Nganjuk, karena memang lokasi Wisata Bukit Dhoho Indah melewati jalan raya Kediri-Nganjuk. Setelah ada gapura selamat jalan Kota Kediri itu berarti kalian sudah memasuki wilayah Kecamatan Banyakan, Kab.Kediri. Nggak jauh dari gapura perbatasan Kota dan Kabupaten Kediri tadi akan ada perempatan lampu merah Banyakan, nah dari perempatan tersebut kalian ambil jalur yang ke selatan (kiri) atau tepatnya Jl.Panglima Besar Sudirman. Ikuti saja jalan beraspal tersebut karena jalanan itu mengarab ke Wisata Bukit Dhoho Indah dengan lokasi parkirannya yang sangat luas.
Ngomong-ngomong soal tiket masuk di wisata Bukit Dhoho Indah dijamin paling murah banget deh, 😉 Nggak bakal setara dengan banyaknya wahana yang bakal kalian nikmati di Wisata Buit Dhoho Indah karena cuma dengan duit Rp5.000 doang kalian sudah bisa masuk ke lokasi Wisata Bukit Dhoho Indah. Disini juga banyak banget wahana yang bisa kalian nikmati guys 😀. Mulai dari kolam pemancingan cuma dengan tarif Rp50.000 kalian sudah bisa mancing sepuasnya loh, murah banget kan hehe... 😂 Disamping tempat pemancingan juga terdapat tempat duduk atau gazebo yang disediakan untuk sekedar santai saat lagi mancing dan melihat pemandangan bukit-bukit hijau yang indah.
Selanjutnya ada juga wisata kuliner yang bisa kalian nikmati di kedai Kemuning Bukit Dhoho Indah yang juga masih satu area dengan kolam pemancingan tadi. Disini tersedia menu seperti gurami bakar, ayam goreng, lele penyet, dan aneka sambal. Selain itu ada juga makanan ringan seperti snack kentang, pisang goreng, dan nugget. Minumannya juga lengkap banget mulai dari aneka juice dan sampai minuman botol. Setelah kuliner kalian bisa menikmati wahana yang merupakan icon dari Wisata Bukit Dhoho Indah yakni taman hammock. Disini kalian bisa bergelantungan seperti kelelawar sepuasnya soalnya hammock di Bukit Dhoho Indah disewakan secara gratis alias dipinjamkan secara cuma-cuma loh. Selain itu area taman hammock ini juga tersedia aneka permainan anak-anak seperti perosotan, ayunan, jungkat-jungkit. Kemudian para orang tua tinggal memantau anaknya di gazebo yang sudah tersebar di taman hammock tersebut. Oh iya jika kalian berencana akan berkunjung ke Wisata Bukit Dhoho Indah saya cuma ingetin saja jangan menjadi pengunjung alay yang datang cuma untuk mengotori keindahan Bukit Dhoho Indah sendiri, buanglah smapah pada tempatnya yang sudah disediakan! Kemudian buat teman-teman yang lagi asik bermain hammock alangkah lebih baiknya jika kalian bermain diatas hammock cuma berisi maksimal 3 orang saja karena kapasitas dari hammock sebenarnya cuma mampu manampung hingga 100 kg saja.
Denger-denger dibawah bendera PT.Bukit Dhoho Indah ini rencananya akan ada pengembangan lokasi Bukit Dhoho Indah menjadi sekitar 350 hektar. Wow! Luas banget kan 😃. Dan rencananya di Bukit Dhoho Indah juga akan dibangun area outbond seperti wall climbing, rumah liliput, kebun buah, air terjun buatan, dan flying fox yang konon bakal menjadi flyibg fox terpajang di Indonesia. Wah gimana guys, pasti pengen nyoba ke tempat wisata ini kan 😉. Dijamin nggak bakal nyesel deh. Dan sekian dulu blog dari saya kali ini, tunggu saya di blog yang berikutnya ya.. Selamat Mencoba! 😀☺
Wassalammualaikum wr.wb