Selasa, 26 September 2017

Wisata Travelling Bukit Maskumambang

Assalammualaikum wr.wb
Hai guys. Apa kabar?  Selamat datang di blog aku yang ke-7. Kalian jangan pernah bosan ya baca blog aku^_^. Kali ini aku mau mengekspor tempat wisata yang menjadi salah satu ikon dari Kota Kediri. Yups, tempat itu adalah Bukit Maskumambang. Atau yang oleh warga setempat disebut sebagai Boncolono. Bukit Maskumambang berdiri satu jalur dengan Gunung Klotok. Jila dicermati, kedua bukit ini merupakan terusan dari jajaran Perbukitan Gunung Wilis. Dan Bukit Maskumambang merupakan bukit terjauh dari Puncak Wilis, atau bisa dikatakan sebagai ujung kaki sebelah timur Gunung Wilis. Bukit Maskumambang memiliki ketinggian sekitar 300 mdpl dan letaknya berhadapan dengan Gunung Klotok. Bukit Maskumambang berada di ujung barat Kediri, tepatnya di Dsn.Waung,  Desa Sukorame, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri. Berdekatan dengan Museum Airlangga dan Goa Selomangleng. Makam Ki Boncolono yang ada di puncak Bukit Maskumambang menjadi salah satu tempat ziarah di Kediri yang mempunyai dongeng legenda yang unik.
Dulunya di kaki bukit ini sempat dijadikan pemakaman cina sebelum akhirnya dipindah ke Lebak. Masih tampak sisa-sisa gapura di sisi sebelah timur, selatan dan utara yang kondisinya sudah mulai terkikis dan terbengkalai. Arya yang dulunya makanpun dialihkan fungsinya menjadi kebun. Ada dua jalur untuk bisa menuju ke Bukit Maskumambang. Jika lewat barat dari area Goa Selomangleng dan yang melalui jalur timur yang disebut juga jalur PDAM. Kedua jalur di tempat wisata ziarah di Kediri ini sama-sama memiliki beberapa ratus anak tangga yang dilalui untuk hingga ke Puncak Bukit Maskumambang. Dan kali ini saya berteman saya (Adelia), mendaki Bukit Maskumambang melewati jalur barat. Lewat jalur barat kalian akan melewati gapura pertama dari Bukit Maskumambang.
Siapkan tenaga dan kesabaran alasannya ialah ratusan anak tangga harus dilalui selama kurang lebih 30 menit, setelah berjalan sekitar 100 meter dari tempat wisata Goa Selomangleng. Jalur anak tangga yang semakin tinggi, semakin jarang di tumbuhi pohon rimbun yang akan membuat perjalanan semakin berat. Ada sebuah warung kecil-kecilan yang mampu digunakan untuk beristirahat, tapi warung ini buka saat hari libur saja.
Semakin mendekati lokasi makam, lokasi mulai panas dan pemandangan sekitat tampak sangat rupawan dengan background pemandangan Kota Kediri serta Gunung Klotok di belakang, cukup mampu mengobati lelah yang lama terasa. Ada sebuah daratan di sahabat puncak sebelum jalur anak tangga mulai datar, sedikit menurun, kemudian kembali mengajak hingga di gerbang makam.
Dan setelah perjalanan yang melelahkan, akhirnya kami sampai juga di Puncak Bukit Maskumambang. Dipuncak kami beristirahat sambil menikmati pemandangan yang indah karya Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyempatkan diri untuk mengembalikan momen-momen seperti ini dengan berfoto. Sumbu perjalanan yang tidak akan sia-sia guys ;), karena semua kelelahan ini akan terbayarkan dengan pemandangn yang indah. Area makam Mbah Boncolono ini dibuka dengan gapura. Area makam dibatasi oleh dinding pagar batu melingkar untuk melindungi pagar lama yang mulai rapuh. Ada 3 makam di dalam lokasi yang nisannya tertutup oleh kain putih. Ketiga makam itu ialah Makam Mbah Boncolono, Temenggung Mojoroto, dan Tumenggung Poncolono yang lumayan panjang dan lebar. Lokasi makam berada di bawah pepohonan rindang yang menambah sejuk suasana. Suasana yang sepi, damai dan sejuk sangat cocok untuk menyepi maupun berziarah. Pemkot Kediri juga telah melakukan perbaikan disana sini. Selain membangun anak tangga, mereka juga membangun pagar baru untuk melindungi pagar lama yang sangat eksotis dan indh yang mulai mengalami kerontokan bahan. Area makam ini menjadi tesuh karena dipenuhi oleh pohon-pohon yang lumayan tinggi, baik beringin maupun juwet.
Sejarah Bukit Maskumambang/Mbah Boncolono:
Konon, saat Belanda menjajah Indonesia. Masyarakat hidup dalam kesengsaraan, begitu juga masyarakat Kediri. Belanda bertindak semena-mena terhadap rakyat dengan memberi pajak yang tidak masuk logika sehingga rakyat Kediri ini membuat Mbah Boncolono ingin membela rakyat Kediri. Dibantu oleh Tumenggung Mojoroto, Tumenggung Poncolono, dan para murid-muridnya yang sakti. Mereka merampok meneer Belanda yang kaya raya, kemudian membagikan hasil rampokan pada rakyat Kediri. Hal yang berulang terus menerus ini membuat Mbah Boncolono dikagumi rakyat Kediri dan semakin dibenci oleh pihak Belanda. Belanda semakin geram alasannya ialah Kesaktian Mbah Boncolono yang menyulitkan mereka untuk menghentikan kelakuan Robin Hood Nusantara ini. Dengan kesaktiannya, Mbah Boncolono selali lolos saat terkepung, bahkan mampu hidup kembali meski terbunuh berulang kali. Kesaktian hidup kembali setelah menyentuh tanah dikenal dengan ilmu Ajian Pancasona yang juga dimiliki Eyang Djojodigdan di Blitar dimana makamnya dikenal dengan Makam Gantung Pasanggrahan Djojodigdan.
Siasat politik uang yang digunakan Belanda untuk membayar bagi siapapun yang menemukan cara untuk membunuh Mbah Boncolono. Kelemahan Mbah Boncolono tersebut akhirnya diketahui juga oleh pihak Belanda dimana setelah dibunuh, jasadnya harus dipenggal dan dikubur terpisah oleh sungai. Setelah membunuh Mbah Boncolono, Belanda mengubur bagian badan di Bukit Maskumambang, sedangkan bagian kepala dikuburkan di Ringinsirah, Desa Banjaran. Kedua lokasi tersebut dipisahkan oleh Sungai Brantas. Dan berakhirlah dongeng Maling Gentiri/pencuri sakti di tanah Kediri.
Selain menjadi tujuan wisatawan yang sedang berkunjung ke tempat wisata Goa Selomangleng dan Museum Airlangga, daerah Bukit Maskumambang juha menjadi tujuan para peziarah. Tidak heran masih ditemukan beberapa bunga dan dupa di sekitar makam. Pemerintah Kediri sudah melaksanakan pembangunan jalur anak tangga dan melaksanakan renovasi pada area makam untuk mempermudah masyarakat berziarah ke makam Maling Gentiri yang pernah membela rakyat Kediri.
Rute menuju Bukit Maskumambang:
Untum mencapai tempat ini pengunjung tidak perlu susah payah. Dari Surabaya pengunjung bisa naik bus jurusan Trenggalek via Kertosono kemudian turun di perempatan Sukorame. Perjalanan kemudian dapat dilanjutkan dengan menyewa ojek di sekitar perempatan Sukorame. Sedangkan pengunjung dari Malang, baik naik bus Malang-Kediri dan turun di Terminal Kediri. Kemudian dilanjutkan naik ojek. Sebenarnya ada angkutan umum yang lewat di dekat bukit ini hanya saja dari pantauan saya angkutan ini jarang terlihat melintas.
Sudah capek guys?? Jangan dulu masih ada lagi, lain kali kita akan mencoba untuk mendaki yang sedikit lebih ekstrim dan besar daripada Bukit Maskumambang;). Gunung Klotok, Ok?. Oke, next time saya akan memposting dan mencoba mendaki Gunung Klotok. Sekian dulu, postingan kali ini. Tunggu postingan berikutnya ^_^. Jangan bosan untuk mencoba berwisata alam karena alam itu indah dan perlu dijaga. Selamat mencoba mendaki Bukit Maskumambang. 😁😉
Wassalammualaikum wr.wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar